Senin, 27 Juli 2009

Siapa Aku?

Terbaring malam berselubung kerahasiaan
Dan didadanya yang rawan menggeletar kerisauan

Dinding tebal membentang dilengkung hiasan hitam
Diatas peraduaan, mata bunga-bunga terpejam

Aku di sini, terbaring di atas peraduanku
Bentangan kain putih melingkung di kanan kiri

Aku mayat, dalam makam tak bernisan
Badan terbungkus balutan kain kafan

Di malam sunyi ini, kulihat jasadku
Tidur dibuai duka nestapa

Di leherku masih ada luka yang menganga
Dijerat ingatan menjelang kematian
Aku harus kembali !

Tapi…. ada dinding antara tidur dan sadarku
Antara ruh dan ragaku, dipisahkan oleh waktu

Aku terbentur dan tak sanggup lagi kembali
Tapi aku harus kembali !

Pernah suatu ketika ;
Malam bertanya siapa aku?
Akulah rahasianya – yang cemas, hitam
Akulah kebisuannnya yang penuh pemberontakan
Lalu dalam malam, tinggal aku disini, diam

Waktu bertanya siapa aku?
Aku ruhnya yang heran, ditinggal zaman
Aku nafasnya yang tersengal
Lalu dalam pemberhentian, kucoba lari melampaui zaman

Engkau bertanya siapa aku?
Aku adalah kebingungan, menatap bayangan kelam
Terselubung kabut hitam
Dan ketika hendak kau genggam, aku hanyalah masa silam
Yang ingin selalu kau kenang.

Casuarina

Kenang aku diantara bintang-bintang
dan berdoalah untukku
barangkali akan datang padaku damai sejahtera

Karena hanya jiwa yang tenang yang mampu menjadi pelita
terbang mengangkasa laksana merpati suci
kembali ke tempat dimana ia bermula

Maka janganlah kau lenyapkan aku
menjadi hiasan, dalam air matamu
yang melimpah raya

Karena mulai malam ini
Aku akan hadir menemani mimpimu

Dan ketika kau buka jendela, di sudut malammu
kan kau dapati secercah kejora
yang bersinar di puncak pohon cemara

Dan bagi mereka yang mendamba cintaku
Aku akan tetap hadir, hidup, bersinar
Dan terlahir sebagai cahaya

Cahaya, di puncak pohon Casuarina

Kamis, 16 Juli 2009

Mentari Sunyi

Ketika itu malam mulai menjelang dan akupun membenamkan cahayaku hingga hilang warnanya, disana, ditempat yang tersembunyi aku menyendiri diantara ribuan bintang, diantara cahaya rembulan, aku adalah satu-satunya bintang yang padam.

Tak lagi ada yang peduli padaku, pada kehadiranku dan seolah mereka tidak pernah menganggap aku ada, padahal baru saja telah kubagi kebahagiaan bersama mereka di dunia ini tapi begitu cepat pula mereka lupa padaku.

Aku adalah mentari, mentari yang sepi. Tak akan kubagi malam ini bersamamu walaupun kau tawarkan padaku keriangan. Aku ingin sendiri sebagai sunyi.