Kamis, 04 Juni 2009

Pohon Mata

biji mataku terjatuh
tergelincir pada sebuah ladang

ku ingin biji mata ini tertimbun disana
dan tersiram sejuknya musim hujan
dengan harapan, tumbuh pada ladang
sebuah pohon mata

Tapi itu tak kan terjadi
karena pohon mata mungkin kan di anggap gulma
dan ladang ini khusus pohon-pohon apel
milik seorang petani

terpaksa kupungut kembali biji mata
dan menaruhnya lagi dikepala

tapi, sejak saat itu
mataku tak bisa melihat sempurna
seolah mata air terpancar
di kedua belah mata

akupun mulai diliputi rasa cemas
biji mataku terasa mulai bertunas
hingga aku tak lagi melihat dunia
gelap mata - buta

sebab, biji mataku
tumbuh bukan ditempat semestinya

2 komentar:

irwanbajang mengatakan...

surealis sesungguhnya bagi saya bukan hanya pada bagian bentuk perwajahan puisi. tapi juga pada tema dan gaya ucap seperti puisimu ini mbah...
nah, gak perlu berepot2 ala sutardji to untuk menghasilkan puisi surealis dahsyat semacam punyamu ini


:D

irwanbajang mengatakan...

aku link di blogku ya mbah!