Selasa, 24 Februari 2009

Rembulan dan Mentari

rembulan memeluk malam
bertabur gemintang

mentari memendam cinta
terbakar asmara

mereka sibuk mengejar waktu
sampai kapan begitu?

rembulan dan mentari
bertemu di alam mimpi

Senin, 23 Februari 2009

Jejak Kaki

Kita pernah mengukir jejak-jejak kaki diatas pasir
Dan jejak itu kini telah tersapu air pantai

Jangan kau bilang lagi aku lelaki nestapa
Karena aku tak lagi menggugu sepi

Ah, kau bilang siang tertawa padaku
Dan malam terkekeh melihat sedihku

Tidak begitu perempuan !
Malam dan siang kini bersenandung untukku
Karena langit tak lagi menyimpan duka.

Kisah kita memang telah selesai
Karena sang sutradara tak lagi memutar roda

Jejak-jejak kaki di puisi-puisiku
besok akan ku hapus namamu

lalu ku bisikkan padamu:
“aku tak pernah mengenalmu.”

Sabtu, 21 Februari 2009

Makrifat Kama-sutra

Di bawah cahayanya cahaya
Kau telanjangi aku selapis demi selapis
Lalu Kau tunggangi keadaanku
Seperti sang kusir yang menunggang dan mencambuk kuda betina
Hingga akupun mengerang dalam sejuta kenikmatan

Di puncak gunung asmara
Tak lagi nampak gelap atau terang
terlupa sudah rupa surga dan neraka
hilanglah segala wujud nyata
Mengiring persetubuhan antara aku dan Engkau

Asmara ini telah ada seiring tembang asmarandana,
seiring tarian-tarian para sufiyah , seiring kematian para syuhada
Lalu kama-Mu dan kama-ku menyatu di dalam Asma(ra)
di antara ada dan tiada, diantara harumnya bunga kamboja
di antara terkoyaknya tabir rahasia sang-dara*
yang tertinggal hanyalah kata:

“La Illaha Illa An(t)a”

____________
*) sang-diri

Jumat, 20 Februari 2009

Kunang-Kunang

Kunang-kunang dalam temaram
Lupa membawa cahaya malam

Dunia bagaikan sebuah obor bercahaya
Mengundang kunang-kunang mendekat padanya

Kunang-kunang serakah
Terbakar menjadi arang

Rabu, 18 Februari 2009

Suluk Walangsungsang

Masuk salah satu kesejarahan sastra jawa di perkuliahan Sejarah Sastra Jawa di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Duplikat Karya :

sejarah sastra jawa

sisableng

adbmcadangan


Suluk ini dihadiahkan untuk mengenang perjalanan Pangeran Walangsungsang putera Prabu Siliwangi yang kemudian bergelar Mbah Kuwu Cirebon Girang

SULUK WALANG SUNGSANG
oleh : MK Dilaga

1
Segala tuju asalnya dari Impian
Begitupula aku impikan Jeng Muhammad
Mengajarkan sempurnanya sahadat
Dan sungguh aku terbuai dalam impian
Ketika terbangun Islam hanyalah berupa mutiara didasar laut
Maka aku pun terhanyut dalam lamunan kerinduan


2
Tak pernah selain Muhammad,
Nurnya cahaya semesta
Ku kira Betara
Atau ini hanya fata-morgana.

Gusti yang widi
Penguasa Muhammad yang diridhoi
Kalaulah Islam hakiki
Jadikanlah aku abdi.

Kemana harus kucari kebenaran sejati?


3
Akupun tanggalkan pakaian kebesaran,
Hingga telanjanglah aku dari segala kemewahan
Tapi sungguh itu belumlah cukup untuk menemukan
Karena aku harus mencari lautan yang menyimpan kekayaan
Dimanakah letak lautan hakiki?

akupun berjalan mencari guru sejati
Yang menunjukan lautan dan mengajar menyelami diri


4
Bayang-banyang cadar kemolekan
Membawa diri tertuju jalan kerinduan
Rindu adalah asal dari cinta
Maka inilah asmara

Kepergian moga laksana isra
Dari satu sungai menuju samudra
Atau dari pulau ke benua
Tekad adalah baja

Bila hanya diam membisu
Lalu hidup tak ada tuju
Maka semua kan berlalu
beku tetap sembilu

Biar ku tinggalkan istana...


5
Sampailah aku di gunung maarapi
Tempat Resi Danuarsih
Berujarlah sang Resi:
“Anakku,
Islam itu ada tapi tiada
Ada karena mimpimu adalah ilham dari-Nya
Tiada karena kau harus menemukan adanya”

“Anakku,
Diamlah di gunung maarapi
Dan makanlah buah-buahan untuk menguatkan
Dan ku serahkan padamu ladang untuk bercocok tanam
Cangkul, tanam dan pergauli dengan sempurna”


6
Di gunung Marapi terhenti kaki
Memusatkan ruh indrawi pada satu Dzati
Terdiam membisu dalam hening malam
Menyatu pikiran dalam bayangan wajah Tuhan

Kemewahan dunia akan Morgana
bila kita melihat Djalal-Nya
Hanya satu Dzat yang hakiki
saat cinta-Nya menyapa diri

Naps ini moga bukan api
Pabila api ambilah hanya pelita
pelita akan tetap membara
Inilah yang dimaksud Mutmainah

Gunung Marapi
Menjadi paku bumi
Dan aku terpaku
Di dalam samadi

Diamnya naps adalah Ibadah
Semoga dapat Iradah


7
Aku berujar kepada Sang Resi:
Bapak Resi, kini telah bertambah kekuatanku
Telah kau berikan pusaka sebagai pendamping di perjalanan
Maka hamba mohon diri untuk mencari


8
Sampailah aku digunung (se)jati
Sumber dari kayu Jati
Lalu ku daki inci demi inci
Terjatuh, terbangun, terjatuh, terbangun
karena tekad sampailah dipuncak gunung
Lalu terlihat sebuah gua dipuncaknya
Dan ku dapatkan seberkas cahaya disana


9
Berkatalah cahaya:
“Aku adalah Nur Jati
Aku adalah guru sejati,
Siapa yang mengenal aku maka lapang jalannya
Engkau telah datang ketempat yang benar
Marilah akan ku tunjukan jalan menuju Islam

Untuk dapat menjadi Islam
Harus mengetahui siapa Tuhan dan siapa Muhammad

La Illaha Illallah, Muhammadur Rasullullah
Pertama mengenai Tuhanmu Allah yang menciptakan jagat raya serta isinya
Kedua mengenai Muhammad sebagai utusan yang menjadi panutan
Dan keduanya telah setunggal dalam rasa

Nur Muhammad hakekatnya adalah cahaya semesta;
Karena mulanya semesta itu gelap, lalu diciptalah cahaya

Begitupula Nabi Muhammad, ia adalah cahayanya semesta
Karena kedatangannya jaman kegelapan berganti benderang

Dirimupun demikian,
kalau kau sudah dapat menemukan Muhammad dalam dirimu,
maka akan nampaklah Nurbuatmu
dan engkau akan menjadi Insan Kamil,
sempurna karena engkau telah menemukan Muhammad,
Siapa yang mengenal Muhammad maka mengenal Tuhannya.
Kamu dan Tuhan telah setunggal dalam rasa.

Mengenai mutiara yang kau cari,
Hendaklah kau selami kedalam lautan hati

Jumat, 13 Februari 2009

Canda Sufi : Surah Mahabbatain

Kasihku…
Sudah ribuan surat Engkau layangkan
Telah ribuan nabi yang terutuskan
Bahkan telah jutaan kali pula aku berganti rupa dalam setiap kelahiran
Tapi tak sekalipun ‘ku dapat memandang ayu paras-Mu
Di setiap surat-Mu Engkau selalu berfirman:
“Aku adalah dekat, dan selama kau mencintai-Ku, Aku ada dihatimu.”

Kasihku…
Aku tak mau lagi membaca surat-Mu
Aku hanya mau Kamu, bukan surat-Mu
Biar kututup saja kitab suci
Dan kutaruh di laci lemari.
Tapi, tunggu dulu…!
Biarkan ku buka lagi surat-surat-Mu,
rasanya ada alamat rumah-Mu disana

Selasa, 10 Februari 2009

Sedulur Papat Lima Pancer

:KONSEPSI GUNUNGAN

Macan, banteng, kera, dan merak
adalah saudara yang empat
Yang mengajakmu ke empat arah;
utara, selatan, timur dan barat
Sekali-kali tak akan engkau sampai ke tujuan
Sebelum engkau menguasai saudara yang empat
Mereka adalah dirimu dan kamu adalah mereka
Maka turutlah !

Ada orang yang mengatakan;
Akan ku bunuh nafsu, dan pergi ke dalam fana
Sekali-kali tiada akan kau sanggup membunuh saudaramu
Karena berarti engkau telah membunuh dirimu sendiri.
Sungguh fana bukanlah tanpa warna,
Tapi dirimu tenggelam dalam telaga warna
Itulah hakekatnya berjumpa

Macan didalam dirimu akan mengajakmu dalam amarah
Karena memang begitulah sifatnya

Bantengmu akan condong pada keindahan, dan berhati-hatilah
Tidak semua yang indah itu sejuk

Kera akan mengajakmu untuk rakus, sombong, serta malas
maka kendalikanlah keliarannya

Dan merakmu akan mengajakmu kepada kebaikan.
Tetapi janganlah melampaui karena engkau akan rugi.

wahai engkau pancer (diri sejati),
Engkau adalah nur ‘aini dari ke empat saudaramu
Walau mereka berbeda sifat, tapi dirimu adalah pemegang
Maka jangan biarkan mereka mengendalikanmu,
Tapi engkaulah yang mengendalikan mereka
Setelah itu mari beranjak menuju puncak !

Bukan hanya merak yang akan menuju ke puncak,
Tapi macan, banteng dan kera pun akan turut
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah ke dalam Tuhanmu
Dengan ridho dan di ridhoi

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun

Senin, 09 Februari 2009

Isa, Turunlah dari Salib !

Isa harus lepas dari salib waktu yang mengikat,
Paku-paku di tangan telah terlalu berkarat
Dan kayu yang menopang telah keropos dimakan rayap,

Salib pun kini lebih mirip tulang manula yang
dimakan osteoporosis,
Rapuh dan menipis

Turunlah, yang ada di atas salib !
bukan zamannya untuk kalah oleh nasib
berontak, lepaslah dalam Tubuh
Salib yang membelenggu

Biarkan mereka berdupa salib yang bohong
Berpuja pada angka kosong
Dan pengakuan mereka hanyalah omong
Pendeta-pendeta yang ompong

Wahai engkau Mesias, Juru selamat,
Turunlah untuk menggembala umat
Karena domba-dombamu telah tersesat
Dipelihara oleh Ad-Dajjal laknat.

Berpijaklah kembali di bumi pertiwi
Untuk kedua kali !

Rabu, 04 Februari 2009

Lumbung Padi

Aku yang sejati berada di alam kelaparan
Dan lumbungku berada dalam sentosa

bila tikus-tikus memakan padi dengan loba,
sekam tersaji sebagai sisa

Akankah ku biarkan kemiskinan melanda ruhani ?
Haruslah ku curi sebagian didalam lumbung padi

Supaya sama rata yang ada; di lumbung dan di aku
Barulah seimbang timbangan diri.

Senin, 02 Februari 2009

LELAKI DI SUDUT KOTA LAMA

: Perempuan di simpang jalan

Sebuah nama di sudut kota lama itulah aku
Yang bersembunyi dalam ketiakmu, perempuan.

Dan kulit kita makin menipis, teriris
Dalam sepimu sepiku aku menangis

Akankah tawa tergelak diantara kita
Sedangkan kisah kita telah berakhir di persimpang jalan

Dan aku hanya terdiam dalam lebam
kita telah berserakan.


Jakarta, 2 Feb 2009

Minggu, 01 Februari 2009

Mantra (Sajak Sesat) : Pengasihan Si Burung Pemikat

/1/

Asihan aing si manuk pikatan
Mikat sagala rasa tresna manusa
Sora aing sora seruling
Bulu aing warisan ti sutra

Geura euntreup dina hateup
Sabab didieu anjeun netep tur neuteup
Geura asup kana kandang
Sabab di dinya anjeun tandang tur ngandang

Nya aing manuk pikatan
Ngajebak manusa kana napsu setan
Nya aing manuk pikatan
Ngajak manusa kana kamaksiatan

Nya aing si manuk pikatan
Hayu urang mohokeun pangeran !!!


/2/

Pengasihanku si burung pemikat
Mengikat semua rasa cinta
Suaraku suara seruling
bulu warisan dari sutera

Marilah hinggap dalam atap
Sebab disini kamu menetap dan melihat
Silakan masuk ke dalam kandang
Sebab di sana kamu datang dan mengandang

Inilah aku burung pemikat
Menjebak kedalam napsu syetan
Inilah aku burung pemikat
Mengajak kedalam kemaksiatan.

Inilah aku si burung pemikat
Mari kita lupakan Tuhan !!!