Kamis, 08 Januari 2009

Kematian Si Pemabuk

Peminum Anggur terjerat dalam kemabukan
Ia terjatuh, terkapar, menangis dan tersenyum
Kadang hadir didunia kadang pula ruhnya mengangkasa
Telah dijalaninya hidup dengan meminum Arak yang paling kepayang

Hari itu aku melihatnya jatuh di jalan
Ku kukuhkan kedua kakinya agar berdiri
Dia berkata - biarkan sahaja aku jatuh, janganlah berdiri
Agar aku dapat menjerat sayap -

Kemarin aku melihatnya terkapar di sungai
Ku raih kedua tangannya hendak ku angkat ke tempat kering
Dia berkata - tetapkan aku di sungai, di sini terasa damai
Agar aku lupa daratan, karena didarat hati kan kering -

Aku melihat tubuhnya makin tenggelam
Ku lemparkan pelampung agar ia tetap mengapung
Lalu iapun menangis memandangku dengan iba
-Sahabat marilah kita menjadi para pemabuk yang tenggelam-

Iapun menghilang dalam kefanaan
Terbang dan terhanyut mengikuti arus sungai
Ku dengar tawanya berderai menghantar ajal
Hari inipun aku menangis karena ‘ku masih tertinggal

Tidak ada komentar: