Jumat, 14 November 2008

KEKASIH yang Berdiri di atas Bukit

Harusnya kulemparkan saja kata-kata
ke dalam kanvas lukis.
Agar tak bisu walau lidah ini s’lalu kelu.

Lihatlah, dzat yang hina ini menatap keagungan
dan tiada mampu menjamah walau hanya memanggil nama.
sungguhpun ku hanya bermaksud memuja.

Aku bukan pujangga yang dapat merayu dengan pujian kata
pun bukan seorang pelawak yang membuat tergelak.
Hanya seonggok batu yang tak mampu berkata “Aku tergelincir dalam cinta.”

Maka biar saja aku diam dalam keabadian
memuja hanya dalam hayal.
Dan ku sembahkan cintaku teruntuk yang berdiri di atas bukit.

Jakarta, 14 Nopember 2008

Tidak ada komentar: