Jumat, 10 Oktober 2008

Luvandraa, Cahaya Sastra yang Terluka

Segurat Noda ku gores di ujung pena
Sehujat penat mengiris hati sang sastra
Akankah kata berhenti cerca?
Ups... Ku terbawa gejolak Jiwa.

Keindahanmu bangkitkan kesadaran akan adanya kebebasan
Kau telanjangi aku dengan pesona karya
Akankah satu persatu pakaian tertanggal?
Ah... Ku mulai terpenggal.

Mohon dekatilah ku dengan rapat tubuhmu
Berkolaborasi dalam segenap maap yang kutunggu
Akankah kita bisa berpadu?
Duh... Hinanya aku.

Cinta Kita tetaplah padu
Cinta pena aku dan kamu
Akankah warna bersatu?
Ah... Kuharap kau mau.

"Luv, maafkanlah kemaujudanku"

Tidak ada komentar: